Egg Banking Jaga Kesuburan Wanita untuk Kehamilan Berkualitas

Minggu, 15 September 2019 - 21:39 WIB
Egg Banking Jaga Kesuburan Wanita untuk Kehamilan Berkualitas
Dokter Obygyn Morula IVF Melinda Hospital Bandung dr Susan Melinda memaparkan metode Egg Banking sebagai upaya untuk menjaga kesuburan wanita, Minggu (15/9/2019). Foto/SINDOnews/Agung Bakti Sarasa
A A A
BANDUNG - Setiap pasangan yang memutuskan untuk menikah, tentunya berharap memiliki keturunan. Namun, tidak sedikit pasangan suami istri yang akhirnya kesulitan mendapatkan momongan karena berbagai alasan.

Di antara banyaknya alasan sulitnya mendapatkan kehamilan adalah kualitas sel telur yang tidak maksimal akibat pengaruh usia dan faktor eksternal, seperti dampak perawatan medis agresif yang dialami wanita pasien kemoterapi.

Namun, para wanita tak perlu lagi khawatir memikirkan persoalan tersebut. Pasalnya, kini telah hadir metode Egg Banking (penyimpanan telur) yang dikembangkan Morula IVF Indonesia. Sebagai metode yang terbilang baru di Indonesia, Egg Banking dapat menjadi solusi untuk menjaga kualitas sel telur demi kehamilan yang berkualitas.

Dokter Obygyn Morula IVF Melinda Hospital Bandung dr Susan Melinda mengatakan, faktor usia menjadi salah satu kendala wanita dalam mencapai kehamilan. Di sisi lain, tidak sedikit wanita yang memutuskan untuk menunda kehamilan karena belum mendapatkan pasangan yang tepat ataupun karena alasan ingin fokus berkarir.

"Banyak perempuan kita yang salah persepsi, tidak berpikir soal kesuburan karena melihat perempuan di luar negeri saja menikah di usia 50-an tahun. Padahal, mereka yang hamil di luar negeri itu sudah memanfaatkan metode Egg Banking," ungkap Susan dalam Talkshow dan Launching Egg Banking di Prama Grand Preanger, Jalan Asia Afrika, Kota Bandung, Minggu (15/9/2019).

Menurut Susan, lewat metode Egg Banking yang juga kini sudah hadir di Melinda Hospital Bandung, wanita berusia subur dapat menjaga kelestarian sel telurnya untuk nanti digunakan saat mereka sudah siap hamil. Lewat metode itu pula, sel telur yang disimpan tentunya merupakan sel telur terbaik karena diambil saat mereka berusia subur dan sehat.

Susan yang juga CEO Melinda Hospital Bandung itu menjelaskan, Egg Banking merupakan metode pengambilan telur dari indung telur seorang wanita yang kemudian dibekukan untuk menjaga kelayakannya dan disimpan sampai siap digunakan di masa depan dalam perawatan fertilisasi in vitro (IVF) atau bayi tabung untuk mencapai kehamilan.

"Egg Banking memiliki tingkat keberhasilan yang baik. Sekitar 90 persen telur selamat dari proses pencairan dimana sekitar 75 persen di antaranya berhasil dibuahi dan menghasilkan kehamilan hingga 55 persen, menurut American Society for Reproductive Medicine," sebut Susan

Menurut Susan, Egg Banking memungkinkan para wanita untuk memperpanjang kesuburan mereka. Sebab, telur yang dicairkan dapat mempertahankan kemampuannya untuk dibuahi sejak saat pembekuan.

"Sehingga, mereka tak perlu khawatir tentang kesuburannya karena telur yang baik telah disimpan," katanya.

Di tempat yang sama, Direktur Morula IVF Indoneisa dr Ivan Sini mengatakan, metode Egg Banking yang sudah dikembangkan Morula selama 10 tahun terakhir ini pun tepat diterapkan pada wanita yang menjalani perawatan medis agresif, seperti penderita kanker yang harus menjalani berbagai macam terapi, termasuk wanita yang pernah dioperasi saat berusia muda dan wanita yang sel telurnya terus berkurang.

"Untuk pasien yang harus melalui perawatan agresif dan berpotensi merusak kesuburan seperti kemoterapi, Egg Banking memungkinkan mereka untuk mempertahankan kesuburan mereka dan memiliki anak saat berumah tangga di kemudian hari," katanya.

Diakui Ivan, perlu dilakukan pembinaan dan sosialisasi yang terus menerus, agar masyarakat semakin paham manfaat Egg Banking. Pihaknya juga meyakinkan bahwa metode Egg Banking ini terus menunjukan perkembangan yang baik dengan tingkat keberhasilan yang terus meningkat.

"Angka keberhasilan semakin baik dan dokter juga semakin luar biasa. Kita juga akan terus kembangkan (Morula IVF) karena masyarakat berhak mendapatkan layanan terbaik," katanya.

Sementara itu, Tim Laboratorium Morula IVF Indonesia dr M Rizal meyakinkan, telur yang disimpan lewat metode Egg Banking dapat bertahan hingga waktu yang tak terbatas dengan kualitas yang tetap terjaga baik.

"Jangka waktunya unlimited dan selama masih dibekukan, tidak akan ada masalah dalam kualitasnya," ujarnya.

Rizal juga menjelaskan, proses pembekuan telur menyerupai awal proses IVF karena keduanya dimulai dengan induksi ovulasi. Selama induksi ovulasi atau hiperstimulasi ovarium terkontrol, wanita tersebut mengonsumsi obat hormon untuk meningkatkan jumlah telur yang tersedia.

"Satu sel telur dikeluarkan selama ovulasi normal, tetapi dengan hiperstimulasi ovarium terkontrol, beberapa sel telur bisa dilepaskan. Pasien akan perlu mengambil hormon setiap hari selama sekitar 10 hingga 12 hari untuk menghasilkan banyak telur sebelum ovulasi teratur," jelasnya.

Sementara terkait pengambilan telur, hal itu dilakukan lewat prosedur bedah singkat di mana dokter mengumpulkan telur matang dalam folikel menggunakan jarum panjang yang dimasukkan melalui vagina dan dipandu oleh USG. Sementara, pasien dibius dan dimonitor oleh ahli anestesi.

"Telur yang terkumpul kemudian dibekukan dengan metode pembekuan kilat yang dikenal sebagai vitrifikasi dan disimpan dengan aman sampai pada waktu yang dibutuhkan," tandasnya.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 3.7292 seconds (0.1#10.140)