54 Petani Milenial se-Indonesia Belajar Ilmu Pertanian ke Taiwan

Jum'at, 13 September 2019 - 20:12 WIB
54 Petani Milenial se-Indonesia Belajar Ilmu Pertanian ke Taiwan
Sebanyak 54 petani milenial berusia 21-36 tahun segera diberangkatkan untuk magang dan menimba ilmu tentang pertanian di Taiwan selama 1-2 tahun. Foto/SINDOnews/Adi Haryanto
A A A
BANDUNG BARAT - Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) memberangkatkan sebanyak 54 petani milenial ke Taiwan.

Para petani berusia 21-36 tahun itu akan menjalani proses magang dan menimba ilmu tentang pertanian di Taiwan dengan harapan sepulang dari sana mereka bisa menjadi pengusaha dan praktisi pertanian.

"Ini adalah pemberangkatan tahap pertama di mana ada 54 petani muda dari berbagai wilayah di Indonesia untuk belajar di Taiwan," kata Kepala BPPSDMP Kementerian Pertanian Dedi Nursyamsi, Jumat (13/9/2019).

Dia mengemukakan, ke-54 petani itu akan menimba ilmu selama 1-2 tahun. Di antaranya berasal dari Provinsi Jawa Barat, Sumatera Selatan, Lampung, Kalimantan Selatan, Sumatera Utara, Bali, NTT, dan Sulawesi Tenggara.

Mereka telah dididik dan siap untuk diberangkatkan ke Taiwan. Para petani milenial itu akan belajar sesuai bidang masing-masing.

Taiwan dipilih sebagai tujuan belajar, ujar dia, karena negara itu merupakan pengekspor komoditas pertanian dengan produktivitas dan kualitas tinggi. Kondisi iklim dan kontur tanah di sana juga tidak terlalu beda jauh dengan karakteristik alam Indonesia.

Oleh karenanya proses pemagangan akan diisi dengan belajar mengenai sistem pertanian dan teknologi yang nanti akan diaplikasikan di Indonesia.

"Saat mereka kembali ke Indonesia harus mampu mengimplementasikan ilmu yang dipelajari di daerah masing-masing. Seperti menjadi praktisi pertanian, berwirausaha dan mentor bagi petani-petani lain," ujar dia.

Menurut Dedi, mereka dapat menjadi praktisi di perusahaan agrobisnis seperti holtikultura dan pangan. Sehingga mereka bisa menghasilkan produktivitas tinggi yang nantinya menguntungkan bagi perusahaan.

Di Taiwan mereka bukan hanya belajar soal ilmu pertanian, tapi juga bagaimana mengemas hingga menjual produk dengan baik.

"Saat ini kami memang harus mencoba belajar, tapi di kemudian hari petani di Indonesia harus bisa mengekspor segala hasil pertanian dan menjadi rujukan bagi petani-petani luar untuk belajar ke Indonesia," pungkas Dedi.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.0870 seconds (0.1#10.140)