Suka Duka Tim Jabar Quick Response Kawal Visi Jabar Juara

Rabu, 11 September 2019 - 21:35 WIB
Suka Duka Tim Jabar Quick Response Kawal Visi Jabar Juara
Ketua Harian JQR Mochammad Hanief. Foto/SINDOnews/Agung Bakti Sarasa
A A A
BANDUNG - Menapaki satu tahun pemerintahannya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil telah meluncurkan belasan program unggulan demi mewujudkan visinya, yakni Jabar Juara Lahir Batin.

Di antara belasan program unggulan tersebut, Jabar Quick Response (JQR) menjadi program unggulan yang paling awal diluncurkan Gubernur Jabar Ridwan Kamil, tepatnya pada 18 September 2018 lalu. Suka dan duka pun mewarnai perjalanan tim JQR dalam pengabdiannya selama hampir satu tahun terakhir ini.

Dengan segala keterbatasannya, JQR bertekad mengawal visi Jabar Juara Lahir Batin yang diusung Ridwan Kamil, khususnya dalam menangani berbagai persoalan kemanusiaan dan sosial yang dihadapi masyarakat Jabar.

Ketua Harian JQR Mochammad Hanief menuturkan, selama setahun terakhir, JQR telah berupaya maksimal membantu masyarakat Jabar lewat verifikasi, koordinasi, dan implementasi tindakan yang menjadi pola kerja JQR. Hanief mengakui, pihaknya masih banyak kekurangan seiring berbagai keterbatasan yang juga dihadapi JQR.

Terlebih, lanjut Hanief, total jumlah warga miskin yang rentan menghadapi berbagai persoalan kemanusiaan dan sosial di Provinsi Jabar pun masih cukup besar. Meski begitu, kata Hanief, seluruh tim JQR tetap bersemangat memberikan bantuan maksimal bagi warga yang membutuhkan.

"Sekitar 13 persen dari total populasi masyarakat Jabar yang mencapai sekitar 48 juta jiwa ini tergolong miskin dan mereka sangat rentan menghadapi berbagai persoalan sosial dan kemanusiaan," ungkap Hanief ditemui di kawasan Jalan Citarum, Kota Bandung, Rabu (11/9/2019).

Menurut Hanief, dengan total personel yang hanya 60 orang dan sekitar 300 relawan yang tersebar di kabupaten/kota di Jabar, JQR berupaya menyelesaikan satu per satu aduan dari puluhan ribu aduan masyarakat yang masuk lewat berbagai kanal aduan JQR. Di awal-awal berdiri, pihaknya mengaku hanya mampu menyelesaikan satu aduan per harinya. Namun, seiring pengalaman dan jam terbang tim, JQR kini mampu menyelesaikan setidaknya 4 aduan masyarakat setiap harinya.

"Alhamdulillah, awalnya kita hanya mampu menyelesaikan satu aduan setiap hari dan saat ini, setidaknya empat aduan bisa kita selesaikan setiap harinya," ujar Hanief.

Menurut Hanief, tidaklah mudah untuk menyelesaikan satu aduan mengingat setiap aduan umumnya memiliki tingkat kompleksitas yang tinggi. Tak jarang pihaknya harus menembus daerah terpencil dengan medan yang berat untuk menindaklanjuti aduan tersebut. Belum lagi persoalan administrasi yang juga kerap menghambat penanganan aduan.

"Kita pernah menangani warga yang sakit di pelosok Cianjur Selatan dengan perjalanan yang memakan waktu sampai dua hari. Tidak hanya itu, warga yang membutuhkan bantuan juga umumnya terkendala persoalan administrasi kependudukan dan berbagai persoalan administrasi lainnya, seperti tidak ter-cover jaminan BPJS," ungkap Hanief seraya mengatakan, koordinasi dengan pihak-pihak terkait pun menjadi kendala lain yang harus dihadapi tim JQR.

Bukan hanya persoalan orang sakit, tambah Hanief, kompleksitas setiap aduan pun semakin rumit karena aduan yang masuk melalui kanal JQR beraneka ragam, mulai dari persoalan seperti meminta Gubernur Jabar Ridwan Kamil menjadi saksi nikah hingga persoalan warga yang terjerat rentenir. Padahal, kehadiran JQR sendiri bertujuan untuk menangani berbagai persoalan yang sifatnya darurat.

"Oleh karenanya, kami menerapkan pola kerja verifikasi, koordinasi, dan implementasi tindakan. Jadi, memang tidak semua aduan bisa ditangani langsung JQR," jelasnya.

Meski kerap mendapat berbagai tantangan dan hambatan di lapangan, namun pihaknya tetap bersyukur dan bersemangat untuk membantu masyarakat Jabar. Salah satu yang menguatkan seluruh tim JQR untuk terus mengabdi, yakni ungkapan rasa syukur dari orang-orang yang telah terbantu program JQR.

"Memang tidak banyak yang bisa kami bantu, namun kami tetap berusaha maksimal untuk membantu. Ungkapan syukur dan bahagia dari orang-orang yang sudah terbantu JQR lah yang terus menguatkan kami, menyemangati kami," tegasnya.

Disinggung duka yang kerap dirasakan tim JQR, Hanief menyebut anggapan miring terkait keberadaan JQR seringkali membuat dia dan timnya sedih. Diakui Hanief, tidak sedikit masyarakat yang masih menilai JQR hanya sebagai program pencitraan Gubernur Jabar Ridwan Kamil.

"Namun, saya tegaskan, apapun penilaiannya, kami tetap akan lurus bekerja, agar semakin banyak warga yang membutuhkan terbantu. Soal penilaian miring, kami tak pernah mempersoalkannya, silakan saja," tandas Hanief.

Progres Penindakan Aduan

Lebih lanjut Hanief memaparkan, terhitung hingga 31 Agustus 2019, sedikitnya terdapat 57.388 pengaduan telah diterima JQR. Aduan tersebut masih bersifat kotor atau bruto melalui berbagai kanal aduan, baik offline, online hingga hotline.

Sedangkan 34.565 aduan telah direspons dan ditindaklanjuti. Artinya, telah melalui proses klasifikasi, verifikasi dan distribusi oleh admin untuk mengetahui sejauh mana aduan warga ini betul-betul valid dan dapat ditindaklanjuti.

"Dari jumlah tersebut, sebanyak 3.186 aduan telah diklasifikasi dan betul-betul masuk ke dalam wilayah kerja JQR atau tujuh kategori layanan. Selanjutnya, akan dilakukan proses survei dan penindakan serta dipertimbangkan tingkat kedaruratannya," paparnya.

"Hingga saat ini, sebanyak 454 aduan telah berhasil ditindak atau atau telah selesai berdasarkan penindakan lapangan melalui berbagai tahapan," sambung Hanief.

Progres penanganan aduan tersebut, kata Hanief, harus menjadi pertimbangan masyarakat bahwa semua permasalahan tidak dapat diselesaikan oleh JQR. Terlebih, JQR tidak diperbolehkan menerima anggaran penanganan aduan. Adapun dana yang diterima JQR dari APBD Jabar sendiri sangat terbatas, yakni hanya Rp4 miliar dalam setahun dan hanya digunakan untuk kebutuhan operasional, termasuk di dalamnya untuk kebutuhan survei.

"Namun, segala keterbatasan itu tidak membuat kami lemah karena tujuan besar dari JQR sendiri adalah terbangunnya gerakan sosial masyarakat dan kami menjadi pemicunya," tandas Hanief.
(abs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.7658 seconds (0.1#10.140)