32.087 KK Terdampak Kekeringan di KBB Butuh Bantuan 14,4 Juta Liter Air

Rabu, 11 September 2019 - 19:17 WIB
32.087 KK Terdampak Kekeringan di KBB Butuh Bantuan 14,4 Juta Liter Air
Warga Kampung Cikawati, Desa Pakuhaji, Ngamprah, KBB, mengantre bantuan air bersih. BPBD KBB mencatat terdapat 32.087 KK di 49 desa membutuhkan supli air bersih. Foto/SINDOnews/Adi Haryanto
A A A
BANDUNG BARAT - Sebanyak 32.087 kepala keluarga (KK) di Kabupaten Bandung Barat (KBB) terdampak kesulitan air bersih di musim kemarau yang saat ini terjadi.

Mereka tersebar di 49 desa dan 10 kecamatan. Warga yang paling banyak merasakan dampak krisis air bersih akibat kekeringan di Kecamatan Cipeunduey.

Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) KBB kesepuluh kecamatan itu adalah, Kecamatan Cipatat ada 6 desa, Sindangkerta (2), Cipongkor (4), Parongpong (6), Cihampelas (10), Ngamprah (2), Padalarang (2), Cipeundeuy (12), Cisarua (3), dan terakhir Kecamatan Batujajar kekeringan terdapat di 3 desa. Sebagian dari desa-desa tersebut sudah dikirim bantuan air oleh BPBD.

"Kekeringan dan krisis air bersih terus meluas, dari 16 kecamatan di KBB, 10 kecamatan di antaranya sudah terdampak dengan total KK 32.087," sebut Kabid Kedaruratan dan Logistik, BPBD KBB, Dicky Maulana di Ngamprah, Rabu (11/9/2019).

Menurutnya untuk mengcover sebanyak 32.087 kk di 49 desa itu dibutuhkan suplai air bersih sekitar 14.439.150 liter. Akan tetapi karena keterbatasan armada truk tangki air yang dimiliki, baru tujuh kecamatan yang sudah bisa terlayani suplai air bersih.

Itupun BPBD bekerja sama dengan dinas dan lembaga lain seperti Dinas Perumahan dan Pemukiman, dan DPD Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), KBB.

Dicky menjelaskan, sebenarnya air di desa tersebut masih ada tapi sangat kurang dan tidak mencukupi kebutuhan masyarakat. Sehingga desa-desa mengajukan permohonan bantuan air bersih ke BPBD.

Kondisi itu terjadi setiap tahun sehingga pihaknya selalu mengantisipasi dan berkoordinasi dengan berbagai pihak penyedia air, khususnya PDAM Tirta Raharja.

"Yang setiap tahun langganan kekeringan dan mengalami krisis air bersih adalah di Kecamatan Cipatat, Desa Gunungmasigit," sebutnya.

Sebenarnya Pemkab Bandung Barat sudah membangun sejumlah sumur bor di lokasi langganan krisis air bersih. Namun pada musim kemarau panjang seperti sekarang ini terkadang tidak mencukupi dengan kebutuhan masyarakat.

Akibatnya belum semua desa yang sudah mengajukan permintaan air bersih terlayani. Ini semata-mata keterbatasan sarana dan prasarana yang dimiliki dan untuk pemerataan distribusi agar tidak dilakukan di satu titik saja.

"Kapasitas truk tangki milik BPBD hanya 5.000 liter, sementara yang harus didistribusikan ke warga bisa berulang-ulang, makanya digilir dan untuk pemerataan juga," pungkasnya.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.3963 seconds (0.1#10.140)