Ditlantas Minta Jasa Marga Tambah Rambu di Tol Cipularang

Rabu, 11 September 2019 - 13:12 WIB
Ditlantas Minta Jasa Marga Tambah Rambu di Tol Cipularang
Tabrakan beruntun kembali terjadi di ruas Tol Cipularang dengan melibatkan lima kendaraan. Tabrakan ini terjadi di KM 91600 B (dari Bandung menuju Jakarta), Desa Cibodas, Kecamatan Sukatani, Purwakarta, Selasa (10/9/2019). Foto/Istimewa
A A A
BANDUNG - Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Jabar meminta PT Jasa Marga menambah rambu-rambu lalu lintas di sepanjang jalan Tol Purwakarta-Bandung-Cileunyi (Purbaleunyi) atau Cipulang. Penambahan rambu terutama dipasang di ruas kilometer (KM) 90 sampai KM 100, baik jalur A (arah Jakarta ke Bandung) maupun jalur B dari Bandung ke Jakarta.

Rambu-rambu peringatan yang harus ditambah terkait kecepatan, kontur jalan menurun, berbelok, dan lain-lain. Ini dipandang perlu untuk mengingatkan pengendara agar tak memacu kendaraannya dalam kecepatan tinggi.

"Itu berbahaya. Dengan peringatan itu, mudah-mudahan dapat mengurangi kecelakaan lalu lintas di ruas itu," kata Kepala Sub Direktorat Peneggakan Hukum (Subdit Gakum) Ditlantas Polda Jabar Kompol Efos Satria Wisnuwardana dihubungi melalui telepon kepada wartawan, Rabu (11/9/2019).

Namun, ujar Efos, pemasangan rambu bukan kewenangan pihak kepolisian, melainkan Jasa Marga. Pihaknya hanya merekomendasikan agar ada penambahan rambu di ruas tersebut.

Selain rambu, ujar dia, Ditlantas Polda Jabar juga merekomendasikan agar Jasa Marga memasang speed gun di ruas KM 90-100 Tol Cipularang. "Speed gun harus dipasang di situ karena ruas tersebut jalur menurun landai. Orang nggak kerasa lewat situ malah tambah kecepatan," ujar dia.

Efos menuturkan, jika ada pengendara yang memacu kendaraan dengan kecepatan tinggi, Ditlantas Polda Jabar akan melakukan tindakan tegas. "Untuk saat ini kami kan memantau secara manual dengan menggunakan pistol speed gun. Namun kan enggak bisa setiap saat," tutur Efos.

Kasubdit Gakum Ditlantas Polda Jabar mengungkapkan, salah satu faktor penyebab kecelakaan sering terjadi di ruas KM 90 hingga 100 adalah kontur jalan menurun tajam. Akibatnya beberapa pengendara sulit mengendalikan kendaraannya, terutama saat melaju dalam kecepatan tinggi.

Selain itu, pada KM 92-KM 93 dari arah Jakarta terdapat dua tikungan tajam dengan sudut sekitar 80 derajat. Tikungan itu berada setelah jalan menurun dengan kecuraman sekitar 20 derajat.

Apalagi, ruas KM 95 jalan Tol Cipularang,arah Jakarta membentang lurus sehingga bisa menimbulkan kantuk bagi pengemudi. Kemudian titik KM 96-KM 97 dianggap titik rawan karena kontur jalan yang menurun dengan tingkat kecuraman 20 derajat dan tikungan tajam dengan sudut 80 derajat.

"Di KM 101-KM 103 jalanan terbentang lurus namun sambungan jembatan lebih rendah dibanding jalan utama sehingga memicu genangan air. Terakhir di KM 104, terdapat tikungan tajam dengan sudut kemiringan 80 derajat. Kondisi ini membuat kecelakaan rawan terjadi karena bisa menyebabkan kendaraan mudah hilang keseimbangan," ungkap dia.

Diketahui, kemarin siang terjadi kecelakaan di KM 91+600 arah Jakarta. Lima kendaraan terlibat kecelakaan beruntun di ruas itu. Akibatnya, dua orang luka-luka dan dibawa ke RS MH Thamrin, Purwakarta. (Baca Juga: Tabrakan Beruntun Kembali Terjadi di Tol Cipularang).

Sebelumnya juga terjadi kecelakaan beruntun di KM 91+200 Tol Cipularang yang melibatkan 20 kendaraan. Sebanyak 8 orang tewas dan puluhan lainnya luka berat dan ringan. Kecelakaan maut itu dipicu oleh kendaraan dump truck pengangkut tanah kelebihan muatan mengakibatkan rem kendaraan tak berfungsi. Tiba di lokasi, truk menyeruduk 19 kendaraan lain.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 3.7350 seconds (0.1#10.140)