Kehilangan Peran, Uu Ruzhanul Ulum Incar Dukungan Politis Gerindra

Senin, 09 September 2019 - 20:25 WIB
Kehilangan Peran, Uu Ruzhanul Ulum Incar Dukungan Politis Gerindra
Wakil Gubernur Jabar yang juga kader PPP, Uu Ruzhanul Ulum. Foto/Istimewa
A A A
BANDUNG - Wakil Gubernur Jawa Barat yang juga kader Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Uu Ruzhanul Ulum diduga ingin memanfaatkan kekuatan politis Partai Gerindra untuk mendapatkan dukungan di DPRD Jabar.

Dugaan tersebut terungkap menyusul adanya pertemuan antara Uu Ruzhanul Ulum dan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto di kediaman Prabowo Subianto, pekan lalu.

Wakil Ketua DPD Gerindra Jabar, Daddy Rohanady membenarkan adanya pertemuan tersebut. Menurut dia, tidak hanya Uu yang menemui Prabowo, melainkan juga Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa dan Ketua DPW PPP Jabar yang juga Bupati Bogor, Ade Yasin. Daddy menilai, pertemuan Uu dan Prabowo Subianto menarik untuk disimak.

"Untuk kepentingan apa para petinggi PPP merapat ke Gerindra? Banyak spekulasi berkembang setelah adanya pertemuan itu," ungkap Daddy dalam keterangan tertulis yang diterima SINDOnews, Senin (9/9/2019).

Dari sekian banyak dugaan, kata Daddy, pihaknya menduga bahwa pertemuan Uu dan Ketum partainya itu karena Uu yang juga mantan Bupati Tasikmalaya dua periode kehilangan peran politisnya sejak menjabat sebagai Wakil Gubernur Jabar mendampingi Gubernur Jabar Ridwan Kamil.

Sejak menempati posisi Wakil Gubernur Jabar, Uu disebut-sebut hanya menjadi 'ban serep' Ridwan Kamil dan hal itu tak membuatnya nyaman. Kondisi tersebut berbanding terbalik saat dirinya menjabat Bupati Tasikmalaya dimana dia bisa memainkan segala perannya di daerah yang dipimpinnya itu.

"Di internal Gerindra, ada yang menafsirkan pertemuan itu bagi Uu merupakan 'balik kanan'. Ketika menjadi pasangan calon kepala daerah Jawa Barat, Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum berada di kubu yang berbeda dengan Gerindra," ujarnya.

Menurut Deddy, pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jabar 2018 lalu, PPP menjadi salah satu pengusung pasangan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum, sedangkan Gerindra dan PKS mengusung Sudrajat-Ahmad Syaikhu.

"Mungkinkah Uu merasa tidak diberdayakan secara proporsional oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil? Benarkah ia merasa benar-benar hanya menjadi 'ban serep'? Kalau ya, ini pasti membuat seorang Uu yang mantan Bupati Tasikmalaya itu tidak nyaman,” tuturnya.

Daddy menduga, sebagai mantan orang nomor satu di Kabupaten Tasikmalaya, Uu biasa memainkan segala peran di daerahnya. Namun, dalam posisinya saat ini, kata Daddy, bisa jadi Uu kini merasa kurang optimal dalam mengaktualisasikan konsep pembangunannya.

"Maka, jalan yang ditempuhnya adalah merapat ke Gerindra yang menjadi pemenang dalam pemilihan legislatif tingkat provinsi di Jawa Barat," ujarnya.

Daddy yang juga anggota Fraksi Partai Gerindra DPRD Jabar ini menjelaskan, dengan kekuatan 25 kursi yang dimiliki, Gerindra menjadi kekuatan politik yang tidak bisa disepelekan, termasuk oleh Uu. Masih dikatakan dia, jika nantinya Gerindra bergabung dengan PKS, maka total kursi DPRD Jabar yang dikuasai koalisi Gerindra-PKS menjadi 46 kursi.

"Ketika PPP bergabung, jumlahnya menjadi 48. Artinya, hanya butuh 13 suara lagi seandainya pengambilan keputusan di DPRD sampai ditentukan melalui voting. Padahal, koalisi yang terbangun pada saat Pilgub Jabar, Gerindra dan PKS bergabung dengan PAN. Jadi, koalisi ini sudah mengantongi 55 suara dari total 120. Hanya butuh tambahan 6 suara," papar Daddy.

Di sisi lain, kata Daddy, seandainya ditinggalkan PPP, Ridwan Kamil hanya tinggal diusung PKB, NasDem, dan Perindo yang hanya memiliki total 17 kursi karena tidak ada satu pun kursi yang diraih Hanura sebagai pengusung Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum di DPRD Provinsi Jabar.

Menurut Daddy, seandainya PDIP dan Partai Golkar bergabung, maka suara mayoritas berada di kubu yang tidak mendukung Ridwan Kamil.

"Saya kira, PPP dan Uu sadar betul akan hal itu. Maka, diputuskanlah PPP merapat ke Gerindra, tapi Kami masih menunggu arahan DPP," katanya.

Ditemui di Gedung Sate, Senin (9/9/2019), Uu Ruzhanul Ulum yang juga Wakil Ketua DPW PPP Jabar itu membenarkan peluang PPP bergabung dengan Partai Gerindra di DPRD Jabar periode 2019-2024 pasca pertemuan elite PPP dengan Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

"Saya bersyukur, menghormat kepada Gerindra. Ini sebuah penghargaan bagi kami," katanya.

Lebih lanjut Uu mengatakan, kepastian PPP akan bergabung dengan Partai Gerindra di DPRD Jabar akan diputuskan oleh tingkat DPP partai masing-masing besok.

"Kami semua kembalikan kepada fraksi, di sini mungkin Fraksi PPP dan Bu Ade Yasin (Ketua DPD PPP Jabar), saya sebagai wakil, kepastian besok Selasa. PPP ke mana nih," katanya.

Sementara itu, saat disinggung soal anggapan dirinya menjadi 'ban serep' Gubernur Jabar Ridwan Kamil, dia tidak mempermasalahkannya.

"Jadi, yang kami lakukan adalah pengalaman saya sebagai bupati. Adapun orang menafsirkan saya sebagai ban serep, itu ini, itu hak masyarakat. Saya tidak seperti ban serep seperti dalam hal-hal yang lain," katanya.
(abs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.4806 seconds (0.1#10.140)