Gagal Antisipasi Bola Mati Masih Jadi PR Timnas U-19

Minggu, 08 September 2019 - 10:18 WIB
Gagal Antisipasi Bola Mati Masih Jadi PR Timnas U-19
Pemain Timnas U-19 menyanyikan lagu Indonesia Raya jelang laga melawan Iran U-19. Foto/SINDO/Ramadhan Adiputra
A A A
BEKASI - Pelatih Tim Nasional Indonesia U-19 Fakhri Husaini mengevaluasi kinerja timnya seusai kalah 2-4 dari Iran U-19 pada laga uji coba di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (7/9/2019) sore. Cara para pemain Timnas U-19 mengantisipasi set piece lawan menjadi sorotannya.

Pada laga yang disiarkan RCTI tersebut Garuda Asia tertinggal akibat penalti Yasin Salmani pada menit ke-15. Diperkuat pemain pelapis, pasukan Fakhri baru bisa menyamakan kedudukan pada babak kedua melalui sumbangan Fajar Faturrahman (47).

Sayang setelahnya, gawang Timnas U-19 kembali kebobolan lewat torehan Ali Sobhani (51) seusai mendapat umpan sepak pojok Mahdi Hashemnezhad Rahimabadi. Enam menit berselang, Iran memperlebar jarak berkat sepakan Aria Barzegar (57), yang memanfaatkan tendangan bebas rekannya.

Dua gol tersebut membuyarkan konsentrasi Bagus Kahfi dkk hingga akhirnya kembali kebobolan akibat gol Mahdi (61). Bagus sempat memperkecil kedudukan pada menit ke-86 namun tak bisa menyelamatkan timnya dari kekalahan.

“Dari empat gol yang bersarang ke gawang kami, tiga di antaranya berasal dari set piece. Ini lagi dan lagi masih menjadi evaluasi kami. Kami tak cukup main bagus saja. Kami juga harus mewaspadai bola-bola mati lawan,” kata Fakhri.

Juru taktik asal Aceh itu sadar masalah dalam mengantisipasi set piece sudah dirasakan sejak Piala AFF U-18 2019, bulan lalu. Ketika kalah dari Malaysia di semifinal dengan skor 3-4, tiga dari empat gol dari Harimau Malaya tercipta memanfaatkan situasi bola mati.

Kondisi tersebut membuat Fakhri geram. Dia sudah melatih set piece pasukannya saat berlatih. Namun, mental para pemain belakang untuk menghalau situasi tersebut masih kurang dan menjadi masalah utama.

"Setelah ini, kami bisa saja berlatih khusus set piece dua sampai tiga hari. Tapi situasi itu bukan sekadar taktik, melainkan mental. Pemain belakang harus heading dan berisiko kepala pecah untuk berduel di udara demi menghindari gawang mereka dari kebobolan," ujarnya.

"Kami kebobolan dari set piece terlalu mudah. Ini masalah mental. Mereka masih belum punya nyali. Pemain harus rela mengorbankan apa pun demi menjaga gawang. Saya yakin mereka akan belajar banyak. Ini Insya Allah bisa kami perbaiki sebelum Piala AFC," tuturnya.

Setelah ini, kedua tim akan kembali berhadapan di Stadion Mandala Krida, Yogyakarta, Rabu (11/9/2019). Agenda tersebut dilakoni Timnas U-19 dalam rangka persiapan jelang Kualifikasi Piala AFC U-19 2020.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 4.6842 seconds (0.1#10.140)