BI Khawatirkan Ekonomi Jabar Akibat Konsumsi Pemerintah Rendah

Jum'at, 06 September 2019 - 21:54 WIB
BI Khawatirkan Ekonomi Jabar Akibat Konsumsi Pemerintah Rendah
Kepala Grup Advisory dan Pengembangan Ekonomi Kantor Perwakilan BI Provinsi Jawa Barat Pribadi Santoso. Foto/SINDOnews/Arif Budianto
A A A
BANDUNG - Bank Indonesia (BI) mengkhawatirkan rendahnya belanja atau konsumsi pemerintah hingga triwulan III/2019. Belum maksimalnya belanja pemerintah dikhawatirkan bakal berdampak terhadap melambatnya pertumbuhan ekonomi Jawa Barat.

Kepala Grup Advisory dan Pengembangan Ekonomi Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Jawa Barat Pribadi Santoso mengatakan, hingga kini kondisi fiskal di Jawa Barat masih cenderung stagnan. Apalagi, kontribusi konsumsi belanja pemerintah masih minim.

"Fiskal di Jabar bergerak lambat, lantaran konsumsi pemerintah masih lambat. Sampai sekarang baru sekitar 30%. Kami berharap, realisasi realisasi belanja pemerintah agak bisa dipercepat," kata Pribadi, Jumat (6/9/2019).

Menurut dia, walaupun kontribusi konsumsi pemerintah terhadap PDRB tidak signifikan, kami multiplayer efek belanja pemerintah akan berdampak terhadap banyak sektor dan masyarakat. Misalnya belanja mebeler, akan memberi dampak langsung terhadap perajin dan pelaku usaha.

Pribadi pun belum mengetahui secara pasti penyebab masih rendahnya realisasi belanja pemerintah Provinsi Jawa Barat.

Apakah karena efek pilpres awal tahun lalu sehingga realisasi proyek mundur? "Memang. Di provinsi lainnya juga cenderung melambat," ujar dia.

Namun apabila disebabkan proses lelang dan tender yang cenderung memakan waktu, mestinya pemerintah lebih cepat dapat membuat perencanaan anggaran.

Sehingga ketika masuk tahun, belanja pemerintah bisa segera terealisasi. "Kalau memang prosesnya lama, ya berarti tinggal lebih dipercepat, sehingga Januari bisa langsung belanja," tutur Pribadi.

Menurut dia, di tengah kondisi ekonomi global yang tidak menentu, semestinya potensi dalam negeri bisa lebih dimaksimalkan. Bila selama ini pertumbuhan ekonomi Jabar cenderung bagus, itu lantaran tertolong kondisi global yang masih baik.

"Kalau kondisi ekonomi global lagi bagus, sehingga ini (ekonomi) tidak terlalu kelihatan. Tapi ketika global lagi buruk, konsumsi pemerintah lambat, jadi sangat terlihat nanti stagnansi ekonominya," ungkap dia.

Kenapa dampak ekonomi global terhadap Jawa Barat cukup besar? Karena, mayoritas industri manufaktur nasional ada di Jawa Barat. Kontribusi pertumbuhan ekonomi Jawa Barat pun 42% berasal dari industri manufaktur, seperti tekstil, garmen, otomotif, dan lainnya.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.7968 seconds (0.1#10.140)