Satgas Saber Pungli Bongkar Praktik Jual beli Nomor Antrean Paspor

Jum'at, 06 September 2019 - 21:11 WIB
Satgas Saber Pungli Bongkar Praktik Jual beli Nomor Antrean Paspor
Foto/SINDONews/Dok/Ilustrasi
A A A
BANDUNG - Satuan Tugas Sapu Bersih Pungutan Liar (Satgas Saber Pungli) Jawa Barat membongkar praktik jual beli nomor antrean permohonan paspor di Kantor Imigrasi Bandung, Jalan PHH Mustofa, Kota Bandung, Jumat (6/9/2019).

Akibat praktik tersebut, masyarakat pemohon paspor kesulitan untuk mengurus dokumen keimigrasian tersebut.

Terbongkarnya kasus ini bermula dari banyak laporan masyarakat yang masuk ke Divisi Imigrasi Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kanwil Kemenkumham) Jabar terkait sulitnya memperoleh barcode dan nomor antrean sebagai syarat pembuatan paspor.

Atas dasar laporan tersebut, Divisi Imigrasi Kanwil Kemenkumham) Jabar berkoordinasi dengan tim Satgas Saber Pungli Jabar. Tim satgas melakukan penyelidikan.

Hasilnya, tim Satgas Saber Pungli Jabar mengungkap ada tiga orang pemohon yang membeli nomor antrean kepada seseorang.

Kepala Tim Tindak Unit II Satgas Saber Pungli Jabar AKBP Basman mengatakan, penyelidikan dan pengintaian dilakukan selama beberapa hari.

"Kami tunggu dan betul hari ini ada tertangkap tangan costumer menggunakan pihak lain untuk mengambil antrean. Ada tiga orang yang kami periksa, dari pemeriksaan ini, ternyata ada empat orang. Mereka ini korban," kata Basman di Kantor Imigrasi Bandung, Jumat (6/9/2019) petang.

Basman mengemukakan, saat ini, tim tengah memburu orang yang menjual nomor antrean permohonan paspor. Oknum 'penjual' nomor antrean itu diduga membobol website pendaftaran online pembuatan paspor.

"Mereka (empat orang) ini korban. Karena gaptek (gagap teknologi) atau ada keterbatasan kemampuan untuk mengambil nomor antrean secara online, sehingga mereka menggunakan tangan orang lain," ujar dia.

Dia menuturkan, salah satu bukti ada pembobolan website tersebut dilihat dari cepatnya nomor antrean hilang dari website. Dia mencontohkan, 50 nomor antrean yang dikeluarkan oleh imigrasi Bandung dalam dua menit ludes separuh.

"Diindikasikan itu direbut oleh oknum pembobol. Akhirnya yang terjadi, costumer mengalami kesulitan mendapatkan nomor antrean," tutur Basman.

Satu nomor antrean dijual dengan harga cukup tinggi. Pelaku mematok harga Rp200 ribu pernomor antrean. "Jadi oknum ini yang mendaftarkan. Memasukan identitas melalui pendaftaran online. Kemudian mendapatkan barcode sehingga keluar nomor antrean. Kemudian korban datang ke kantor imigrasi," ungkap Basman.

Satgas Saber Pungli Jabar, tegas Basman, tak segan menindak tegas jika terbukti ada pihak imigrasi yang terlibat. "Kami sudah komitmen. Bila melibatkan orang imigrasi, tetap kami lakukan penindakan," tegas dia.

Sementara itu, Kepala Divisi Imigrasi Kemenkum HAM Jabar Arie Budijanto mengatakan, akibat pembobolan ini, website pendaftaran online permohonan paspor terganggu. "Website kerap mengalami eror. Sehingga mengganggu pelayanan masyarakat," kata Arie.

"Ternyata ada oknum tidak bertanggung jawab untuk kepentingan diri sendiri sehingga mengganggu kepentingan umum. Pelaku membobol nomor antrean itu sehingga masyarakat pemohon dirugikan," ujar Arie.

Kadiv Imigrasi menuturkan, setiap hari, Kantor Imigrasi Bandung menerbitkan nomor antrean permohonan dengan kuota 400 paspor untuk masyarakat. Namun, beberapa bulan terakhir, masyarakat pemohon paspor kesulitan mengakses nomor antrean tersebut.

"Kami sudah analisa, dari kuota 200 paspor pada hari ini, ternyata pemohon hanya sekitar 80-an. Sisanya (120 nomor) diduga bodong," tutur Arie.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.2196 seconds (0.1#10.140)