Ini Cerita Suherman Lolos dari Maut dalam Kecelakaan di Purbaleunyi
A
A
A
PURWAKARTA - Bagi Suherman (53), warga Kampung Kawidaran, Tangerang, Banten, peristiwa tabrakan beruntun di Tol Cipularang Km 91.200 Jalur B (dari Bandung arah Jakarta) sangatlah membekas dan menimbulkan trauma mendalam. Terutama bagi istri dan anaknya yang masih berusia 10 tahun.
Bagaimana tidak, peristiwa yang nyaris merenggut nyawa keluarganya itu terjadi sesaat setelah melepas kerinduan bertemu Fajar (14) anaknya yang keempat.
Anaknya itu sudah lama tidak tinggal bersamanya karena harus mengikuti pendidikan di Pesantren Miftahul Huda, Tasikmalaya.
"Tadi itu sehabis pulang nengok anak yang sedang pesantren. Kebetulan ibu, istri, anak, dan saudara ikut nengok. Alhamdulillah keluarga kami hanya luka ringan," kata Suherman disamping istrinya Hj Yoyoh yang sedang mendapat penanganan medis akibat luka ringan.
Suka cita keluarga Suherman bertemu dengan anak keempatnya, harus berubah menjadi trauma mendalam setelah kendaraan yang ditumpangi terlibat dalam tabrakan maut di Tol Cipularang.
Kala itu, Suherman yang ditemani istri Hj Yoyoh (48); Hj Hamidah (ibunya); anak Sofa (10); dan salah seorang saudaranya menggunakan kendaraan Toyota Fortuner A 1535 JJ dari Tasikmalaya menuju kampung halamannya di Tangerang, Banten.
Suherman menceritakan, tak sedikit pun firasat akan mengalami peristiwa yang akan dikenang seumur hidupnya itu. Sebab, sejak dia mengemudikan kendaraan sejak 1990 lalu, baru kali ini terlibat kecelakaan lalu lintas.
Maka wajar wajah Suherman masih pucat pasi meskipun sudah mendapatkan penanganan medis dan keluarganya dalan keadaan selamat.
Awalnya, kata Suherman, ketika hendak memasuki gerbang Tol Cileunyi, Sofa yang saat itu duduk di sampingnya mendadak dipindah ke kursi belakang karena ada razia polisi. Sehingga kursi depan diisi isterinya Hj Yoyoh.
"Anak saya pindah ke kursi belakang karena tidak bisa menggunakan sabuk pengaman. Sementara di depan ada razia polisi," ungkap Suherman.
Selama perjalanan menyusuri Tol Padaleunyi kemudian masuk Tol Purbaleunyi, berjalan lancar. Bahkan keluarganya tidur pulas. Tiba-tiba saja ketika sampai di Km 91+200, terlihat sebuah bus berhenti di depan.
Dia tidak sempat mengerem lantaran dari belakang ditabrak mobil lain. Fortuner oleng dan membanting ke kanan, kemudian menerobos Jalur A (arah berlawanan) dan terperosok ke dalam semak-semak di dalam hutan.
Posisi mobilnya dalam keadaan normal berhenti di bibir jurang. "Hanya teriakan takbir yang kami ucapkan. Begitu juga dengan keluarga kami hanya bisa berteriak. Untungnya tidak ada kendaraan lain dari arah berlawanan," ujar Suherman.
Baginya, lolosnya dari maut merupakan pertolongan dari Yang Maha Kuasa. Mungkin pertolongan itu sebagai Rahman dan Rahim (kasih dan sayang) Allah SWT sebagai hikmah dari keikutsertaan dalam Peringatan 1 Muharam di Pesantren Miftahul Huda.
Bagaimana tidak, peristiwa yang nyaris merenggut nyawa keluarganya itu terjadi sesaat setelah melepas kerinduan bertemu Fajar (14) anaknya yang keempat.
Anaknya itu sudah lama tidak tinggal bersamanya karena harus mengikuti pendidikan di Pesantren Miftahul Huda, Tasikmalaya.
"Tadi itu sehabis pulang nengok anak yang sedang pesantren. Kebetulan ibu, istri, anak, dan saudara ikut nengok. Alhamdulillah keluarga kami hanya luka ringan," kata Suherman disamping istrinya Hj Yoyoh yang sedang mendapat penanganan medis akibat luka ringan.
Suka cita keluarga Suherman bertemu dengan anak keempatnya, harus berubah menjadi trauma mendalam setelah kendaraan yang ditumpangi terlibat dalam tabrakan maut di Tol Cipularang.
Kala itu, Suherman yang ditemani istri Hj Yoyoh (48); Hj Hamidah (ibunya); anak Sofa (10); dan salah seorang saudaranya menggunakan kendaraan Toyota Fortuner A 1535 JJ dari Tasikmalaya menuju kampung halamannya di Tangerang, Banten.
Suherman menceritakan, tak sedikit pun firasat akan mengalami peristiwa yang akan dikenang seumur hidupnya itu. Sebab, sejak dia mengemudikan kendaraan sejak 1990 lalu, baru kali ini terlibat kecelakaan lalu lintas.
Maka wajar wajah Suherman masih pucat pasi meskipun sudah mendapatkan penanganan medis dan keluarganya dalan keadaan selamat.
Awalnya, kata Suherman, ketika hendak memasuki gerbang Tol Cileunyi, Sofa yang saat itu duduk di sampingnya mendadak dipindah ke kursi belakang karena ada razia polisi. Sehingga kursi depan diisi isterinya Hj Yoyoh.
"Anak saya pindah ke kursi belakang karena tidak bisa menggunakan sabuk pengaman. Sementara di depan ada razia polisi," ungkap Suherman.
Selama perjalanan menyusuri Tol Padaleunyi kemudian masuk Tol Purbaleunyi, berjalan lancar. Bahkan keluarganya tidur pulas. Tiba-tiba saja ketika sampai di Km 91+200, terlihat sebuah bus berhenti di depan.
Dia tidak sempat mengerem lantaran dari belakang ditabrak mobil lain. Fortuner oleng dan membanting ke kanan, kemudian menerobos Jalur A (arah berlawanan) dan terperosok ke dalam semak-semak di dalam hutan.
Posisi mobilnya dalam keadaan normal berhenti di bibir jurang. "Hanya teriakan takbir yang kami ucapkan. Begitu juga dengan keluarga kami hanya bisa berteriak. Untungnya tidak ada kendaraan lain dari arah berlawanan," ujar Suherman.
Baginya, lolosnya dari maut merupakan pertolongan dari Yang Maha Kuasa. Mungkin pertolongan itu sebagai Rahman dan Rahim (kasih dan sayang) Allah SWT sebagai hikmah dari keikutsertaan dalam Peringatan 1 Muharam di Pesantren Miftahul Huda.
(awd)