IKM-Startup Didorong Berkolaborasi untuk Proses Transformasi Digital

Minggu, 01 September 2019 - 00:30 WIB
IKM-Startup Didorong Berkolaborasi untuk Proses Transformasi Digital
Puluhan pelaku mengikuti IKM Roadshow, Seminar, dan Sosialisasi Startup, Tech Provider 4 IKM di Block 71, Jalan Ir H Djuanda, Kota Bandung, Sabtu (31/8/2019). Foto/SINDOnews/Agung Bakti Sarasa
A A A
BANDUNG - Kementerian Perindustrian dan Perdagangan (Kemenperin) mendorong para pelaku industri kecil dan menengah (IKM) berkolaborasi dengan perusahaan rintisan (startup) untuk memulai proses transformasi digital.

Kasubdit IKM Elektronika dan Telematikan Ditjen lKMA Kemenperin Agus Tavip mengatakan, kolaborasi dengan technology provider tersebut diharapkan menjadi solusi dari masalah yang kerap dihadapi IKM dalam proses transformasi digital.

"Inovasi teknologi digital yang dihasilkan merupakan tools (alat) yang dapat menjawab kebutuhan industri," kata Agus di sela-sela Roadshow, Seminar, dan Sosialisasi 'Startup, Tech Provider 4 IKM' di Block 71, Jalan Ir H Djuanda, Kota Bandung, Sabtu (31/8/2019).

Dia mengemukakan, IKM yang jumlahnya sangat besar di Indonesia, termasuk di Bandung berpotensi menjadi penggerak ekonomi nasional. Namun, untuk merealisasikannya, para pelaku IKM ini harus mampu mengoptimalkan teknologi informasi.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), lanjut Agus, jumlah IKM di Indonesia lebih dari 4,4 juta unit usaha. Jumlah tersebut setara dengan 99 persen dari seluruh unit usaha industri di Indonesia.

"Namun, keberadaan mereka yang potensial itu masih belum diimbangi dengan pemanfaatan teknologi. Itu pula lah yang membuat kami meluncurkan Gerakan Transformasi Digital IKM dengan Tech Startup sebagai penyedia teknologi," ujar dia.

Agus menuturkan, roadshow, seminar, dan sosialisasi tersebut melibatkan akademisi, startup, hingga lembaga penelitian untuk membantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi para pelaku IKM, termasuk membuat produk inovasi bagi mereka.

"Tidak sedikit dari startup tersebut merupakan technology provider yang dapat menghasilkan teknologi digital yang aplikatif dan solutif bagi IKM untuk dimanfaatkan di lini manajerial, produksi, maupun pemasaran," tutur Agus.

Adapun rangkaian program ini dimulai pada tanggal 20 Agustus hingga 20 Oktober 2019 dengan beberapa rangkaian kegiatan, seperti Tech Link atau business matching antara IKM dengan startup digelar di Bandung, Surabaya, Semarang, Yogyakarta, Makassar, Medan, Tangerang, dan Bekasi pada rentang 31 Agustus 18 September.

Selain itu, sosialisai kompetisi Hack Industry dan Comptech di Kota Bandung, Malang, Surabaya, Semarang, Yogyakarta, Makassar, Medan, Batam, dan Bali pada 31 Agustus-19 September 2019 mendatang.

"Program Startup 4 Industry ini diharapkan dapat mengkatalisator proses transformasi digital IKM yang berbasis pada pemecahan masalah yang dihadapi," ungkap dia.

Sementara itu, Kabiro Perekonomian Pemprov Jabar Rachmat Taufik yang hadir dalam kegiatan tersebut mengatakan, para pelaku IKM di Jabar kerap menghadapi berbagai permasalahan, seperti kesulitan mengakses modal hingga pemasaran.

"Biasanya, mereka itu bisa membuat produk, tetapi tidak tahu pasarnya harus seperi apa, permodalannya dari mana," kata Rachmat.

Oleh karenanya, dia mengapresiasi program ini karena dapat membantu para pelaku IKM dalam menjual produknya melalui platform digital. Selain itu, program ini bisa dikolaborasikan dengan program pemerintah yang berkaitan dengan standarisasi produk.

"Kami bantu seperti sertifikasi halal, SNI, segala macam itu untuk mendorong para pelaku industri kreatif di Jabar. Kemudian BPSK (Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen), ini untuk menjaga agar konsumen tidak ada yang dikecewakan hingga membantu mereka dalam mengakses permodalan," ujar dia.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.4936 seconds (0.1#10.140)